Ganesa Bahan Galian
Pengertian umum bahan galian adalah semua bahan atau
subtansi yang terjadi dengan sendirinya di alam dan sangat dibutuhkan oleh
manusia untuk berbagai keperluan industrinya. Berdasarkan undang-undang No. 4
tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara, bahan galian terdiri dari
Mineral dan batubara. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam,
yang memiliki sifat fisik dan kimia. tertentu serta susunan kristal teratur
atau gabungailnya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu
sedangkan batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk
secara alamiah dari sisa tumbuhtumbuhan.
Genesa bahan galian adalah disiplin ilmu yang
mempelajari cara terbentuknya suatu deposit bahan galian secara alamiah. Dengan
mempelajari genesa bahan galian, maka karakteristik suatu deposit bahan galian
dapat diketahui, seperti bentuk deposit, letak deposit, luas penyebaran, besar
cadangan, dan dengan petunjuk itu dapatlah ditentukan metode penambangan yang
dapat dilakukan serta cara pengolahannya. Endapan-endapan mineral yang muncul
sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen).
Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses
luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen).
Endapan
primer adalah endapan yang pembentukannya berasosiasi langsung dengan
pembentukan magam. Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu : Fase Magmatik Cair, Fase
Pegmatitik, Fase
Pneumatolitik, Fase
Hidrothermal, Fase Vulkanik. Dari kelima jenis fase endapan di
atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang
berhubungan dengan:
(1) Kristalisasi
magmanya
(2) arak
endapan mineral dengan asal magma
(a)
intra-magmatic, bila endapan terletak
di dalam daerah batuan beku
(b)
peri-magmatic, bila endapan terletak di
luar (dekat batas) batuan beku
(c)
crypto-magmatic, bila hubungan antara
endapan dan batuan beku tidak jelas
(d)
apo-magmatic, bila letak endapan tidak
terlalu jauh terpisah dari batuan beku
(e)
tele-magmatic, bila disekitar endapan
mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku
(3) Bagaimana
cara pengendapan terjadi
(a) terbentuk
karena kristalisasi magma atau di dalam magma
(b)
terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
(c)
metosomatisme (replacement) yaitu
:reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih
(4)
Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau
perlapisan
(5)
Waktu terbentuknya endapan
(a) syngenetic,
jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
(b) epigenetic,
jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
1.
FASE MAGMATIK CAIR (LIQUID MAGMATIC PHASE)
Liquid magmatic phase adalah suatu fase
pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan
cara gravitational settling (Gambar 1). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit,
titamagnetit, dan petlandit
Gambar 1. Skematik
proses differensiasi magma pada fase magmatik cair (After Buchanan,1981)
Keterangan untuk Gambar 1 :
- Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
- Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
- Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
- Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
- Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.
- Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
Gambar
2. Sketsa
zona mineralisasi pada komplek pegmatit di San Gabriel Mountains,
California (After Buchanan,1981)
Fase magmatik cair ini dapat
dibagi atas :
a)
Magmatik Awal (Early Magmatic).
Deposit magmatik
awal dihasilkan dari pembekuan magma langsung yang disebut orthotectic dan
orthomagmatic. Deposit ini terbentuk oleh (1) kristalisasi langsung tanpa
konsentrasi, (2) segregasi kristal yang terbentuk lebih dahulu, dan (3) injeksi
material padat ke tempat lain oleh difrensiasi. Mineral bijih mengkristal lebih
dulu dibanding batuan silikat dan sebagian kemudian terpisah karena difrensiasi
kristalisasi.
(1) Diseminasi (Dissemination)
Proses
kristalisasi magma untuk pertama kali, terjadi relatif pada kedalaman besar, menghasilkan
batuan beku granular. Kristal mineral (termasuk mineral bijih dalam bentuk
fenokris) yang terbentuk dalam proses ini tidak terkonsentrasi, tapi tersebar merata
(disseminated) di dalam tubuh batuan beku intrusive, bisa berbentuk dike, pipa atau
massa berbentuk stok. Ukuran depositnya sangat besar dibandingkan jenis deposit
lainnya. Contoh deposit adalah pipa intan Afrika Selatan yang tersebar merata dalam
batuan kimberlite dan korundum yang tersebar dalam nephelin syenite di Ontario.
(2) Segregasi (Segregation)
Segregasi magmatik
awal adalah konsentrasi pertama yang menghasilkan unsur-unsur berharga dari
magma, terbentuk karena difrensiasi kristalisasi akibat gaya gravitasi. Karena
kristalisasi tersebut, sebagian material menjadi lebih berat dari larutan
sehingga material tersebut terendapkan dan terakumulasi pada bagian bawah dapur
magma. Bentuk deposit mineral jenis ini biasanya lenticular dan berukuran
kecil. Kadang juga ditemukan dalam bentuk layer dalam batuan induk. Contoh
depositnya adalah deposit kromit Bushveld Igneous Complex (BIC) di Afrika
Selatan.
(3) Injeksi (Injections)
Beberapa deposit bijih magmatik terbentuk dalam
grup ini. Mineral bijih terbentuk karena difrensiasi kristalisasi lebih dulu
atau bersamaan dengan dengan mineral batuan silikat yang berasosiasi dengan
mineral bijih tersebut. Mineral-mineral yang terbentuk tidak terakumulasi pada
tempatnya terendap, tapi di-injeksi-kan dan terkonsentrasi pada batuan samping.
Contoh deposit seperti ini adalah dike titanoferous magnetit di Cumberland, dan
pipa platinum di Afrika selatan.
b)
Magmatik Akhir (Late magmatic).
Deposit magmatik
akhir terdiri atas deposit mineral bijih yang mengkristal dari magma residual
setelah pembentukan batuan silikat sebagai bagian akhir dari proses magmatik.
Gejala yang sering diperlihatkan berupa pembentukan mineral-mineral kemudian
yang memotong endapan magmatik awal, dicirikan oleh adanya reaction rim pada
sekeliling mineral yang telah terbentuk. Deposit yang terbentuk berasal dari proses
difrensiasi kristalisasi, akumulasi gravitatif dari heavy residual liquid, dan pemisahan
liqud sulfide droplets (yang disebut liquid immiscibility), dan berbagai bentuk
difrensiasi lainnya. Perbedaan nyata antara proses magmatik awal dan akhir
adalah deposit magmatik awal terbentuk pada tempat dimana tubuh intrusi batuan
beku (magma) terbentuk dan setelah akumulasi mineral bijih membeku, tidak ada
lagi perpindahan tempat. Sedang pada deposit magmatik akhir, kadang-kadang
akumulasi tersebut masih berpindah dan diendapkan pada batuan samping.
(1)
Gravitative Liquid
Accumulation
(a) Residual Liquid
Segregation
Pemisahan yang
terjadi di dalam dapur magma oleh proses difrensiasi kristalisasi sudah terjadi
mulai dari tahap awal sampai konsolidasi akhir. Karena mineral-mineral mafik
mengkristal lebih dulu, maka magma residu yang lebih bersifat felsik menjadi sangat
kaya akan silika, alkali, dan air. Kristal yang terbentuk pertama cenderung akan
bergerak ke dasar dapur magma karena berat jenisnya lebih besar dari liquid residu-nya.
Deposit mineral pada tipe ini terbentuk karena adanya proses difrensiasi kristalisasi
dan akumulasi magma residual. Contoh endapannya adalah deposit Titanomagnetik
di Bushveld.
(b) Residual Liquid
Injection
Liquid residual yang
banyak mengandung logam yang terakumulasi di dalam dapur magma, sebelum
terkonsolidasi, bisa mengalami pergerakan dan diinjeksikan ke tempat lain yang
tekanannya lebih rendah (karena adanya tekanan dari batuan induk atau tekanan
dari dalam magmanya sendiri) membentuk mineral-mineral berikutnya secara
terkonsentrasi (Residual Liqud Injection).
(2)
Residual Liquid
Pegmatitic Injection
Pembentukan pegmatitik dihasilkan dari injeksi fluida
magmatik yang mengandung bahan-bahan mineral pembentuk batuan yang masih
tersisa, air, karbondioksida, konsentrasi rare elements, mineralizers, dan
logam. Beberapa deposit pegmatite memiliki deposit mineral berharga dan layak
untuk dieksploitasi. Tubuh pegmatitik biasanya berupa intrusi dike atau intrusi
irregular. Pegmatit yang memiliki nilai ekonomi umumnya berasosiasi dengan
batuan beku felsik seperti granit dan diorit. Deposit pegmatite dicirikan oleh
dominasi kuarsa, feldspar, dan mika; mineral tersebut membentuk zonasi dari
dinding (wall) ke inti (core) injeksi. Feldspar dan mika dominan pada bagian
dinding hingga intermediet, kuarsa dominan pada bagian inti. Kristal-kristal
besar pada zona inti dihasilkan dari fluiditas magma yang sangat tinggi
(viskositas rendah) memungkinkan ion-ion dapat bergerak lebih cepat untuk
membentuk muka kristal. Deposit logam yang cukup penting adalah tantalium,
niobium, tin, tungsten, molybdenum, dan uranium. Disamping itu, terdapat pula
deposit mineral industri seperti feldspar, mika, kuarsa, korondum, kriolit, gemstone,
rare earth, dan mineral-mineral yang mengandung beryllium, lithium, cesium, dan
rubidium.
(3)
Immiscible Liquid
(a) Immiscible Liquid
Segregation
Pada tahap ini, terjadi
penetrasi larutan magma yang tersisa dan kemudian membentuk mineral-mineral
berikutnya secara terkonsentrasi (Immiscible Liquid Separation &
Acumulation). Skinner & Peck menemukan suatu larutan immiscible sulfide
melt pada tahap akhir pendinginan lava Hawai yang jenuh akan sulfide sulfur pada
temperatur 1065oC. Sulfide-rich phases terdiri atas dua, yang pertama immiscible
sulfide-rich liquid dan yang kedua adalah copper-rich pyrrhotite solid solution.
Sulfide-rich liquid terdiri atas kombinasi pyrrhotite, chalcopyrite, dan magnetite.
Larutan tersebut mengandung oksigen yang cukup banyak, yang menurunkan
permukaan sulfide liquidus. Skinner & Peck menyimpulkan bahwa pada
Fase pertama yang
mengkristal adalah copper-nickel-rich pyrrhotite solid solution. Jadi fase
pertama kristalisasi immiscible sulfide liquid dapat mengkonsentrasikan copper dan
nickel yang dapat menghasilkan suatu ore bodies yang komersial. Vogt dalam
Jensen & Bateman, 1981, melihat bahwa iron-nickel-copper sulfides larut sekitar
6 atau 7 persen dalam magma mafik dan selama pendinginan larutan tersebut memisahkan
diri sebagai immiscible sulfide drops, yang kemudian terakumulasi pada dasar
dapur magma dan membentuk liquid sulfide segregation. Dalam hal ini segregasi
tersebut akan menyerupai akumulasi molten copper (matte) yang terkumpul pada
bagian bawah tungku peleburan.
Sulfida-sulfida akan tetap
dalam bentuk liquid hingga semua silikat mengkristal; karenanya sulfida-sulfida
tersebut melakukan penetrasi dan merusak silikat yang terbentuk lebih dulu dan
kemudian mengkristal disekitarnya. Jadi sulfida adalah mineral pyrogenic yang
mengkristal paling akhir, dan karena sulfida-sulfida tersebut melakukan
penetrasi dan merusak silikat yang terbentuk sebelumnya, kadan mereka dinterpretasikan
sebagai hidrotermal.
(c) Immiscible Liquid Injection
Jika fraksi yang kaya akan sulfida telah
terakumulasi (seperti dijelaskan diatas) dankemudian mengalami gangguan sebelum
terkonsolidasi, fraksi tersebut akan mendesak ke dinding dapur magma membentuk
celah atau membentuk daerah breksiasi pada batuan samping dan akhirnya
terkonsolidasi membentuk immiscible liquid injection, Setelah proses-proses di
atas terjadi (Early Magmatic Process dan Late Magmatic Process) jika magma
asalnya banyak mengandung unsur volatile, maka unsureunsur volatile tersebut
bersama larutan sisa, disebut larutan magma sisa (rest magma) akan membentuk jebakan transisi ke
pegmatitit-pneumatolitis. Apabila pembentukan deposit pegmatitit-pneumatolitis
sudah berakhir, maka larutan sisa magmanya akan sangat encer, karena tekanan gasnya
sudah menurun dengan cepat. Larutan terakhir ini akan membentuk jebakan
hidrotermal
2. FASE
PEGMATITIK (PEGMATITIC PHASE)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil
injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling
magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan
disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak
adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan
disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral
pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat
(BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo),
unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti),
batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky
quartz, rock crystal). Sifat
endapan pegmatitik
a) Seperti dike
b) Kristal-kristalnya (pseudomorf) berukuran sangat besar, hal ini disebabkan,
(1)
Pada
waktu magma membeku magma banyak mengandung uap yang mengandung unsure silica.
(2)
Kristalisasi
yang lamban.
c) Bersifat asam, berasal dari magma asam (±
98% asam)
d) Mineral-mineralnya kwarsa, orthoklas dan
mika.
3. FASE
PNEUMATOLITIK (PNEUMATOLITIK PHASE)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan
cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi,
ini disebut kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang
lebih tua dengan magma yang lebih muda.
Mineral kontak ini terbentuk bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma mengalami kontak dengan batuan
dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain :
wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit,
tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak
metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan
terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening
(pengerasan).
Igneous
metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan
dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada
umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced).
Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau
diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada
metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan
temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya
pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi
penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar
kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan
tekanan dan temperatur tinggi.
Gambar 3. Contoh
endapan Igneous Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount,
Utah (Dari Park, 1975 p 285).
Mineral
bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida
misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang
betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit
atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis
ini (Singkep-Indonesia).
Komentar